Semester musim panas di sekolah Whyteleafe sudah dimulai. Semua siswa juga sudah datang. Elizabeth menyapa Julian, temannya. Anak yang bernama Julian menghampirinya. Julian bertanya pada Elizabeth ia ingin menjadi Cewek paling badung di sekolah, cewek paling baik atau cewek paling bodoh. Elizabeth berkata padanya bahwa ia akan bersungguh-sungguh semester ini karena sekarang ia adalah seorang Pengawas.
Sekarang Julian menceritakan hal-hal yang diinginkannya. Ia berkata bahwa ia ingin berusaha sebaik-baiknya sehingga ia bisa mengalahkan Elizabeth dalam belajar dan bermain tenis. Ia juga akan membuat lelucon-lelucon kecil. Elizabeth berkata lagi bahwa ia melihat ada anak yang mirip dengan Julian dan merasa bahwa anak itu adalah anak baru. Julian mengatakan bahwa anak yang bernama Patrick memang sepupunya dan ia tidak suka bersekolah di Whyteleafe seperti ia tidak begitu menyukai Julian. Tiba-tiba Patrick datang. Julian menyapanya. Patrick menjawab dengan ketus bahwa ia tidak bangga menjadi sepupu Julian.
Pada waktu makan, Elizabeth bercakap-cakap dengan John Terry yang dipercaya untuk bertanggungjawab atas kebun sekolah, dan Elizabeth bersedia untuk membantunya di kebun. Elizabeth akan menjadi amat sibuk semester ini, karena ia ingin menunggang kuda poni setiap hari, ia ingin berlatih tenis dengan sungguh-sungguh, membantu John Terry di kebun dan ia juga ingin mengalahkan Julian dalam prestasi belajar, tapi bukan hanya Elizabeth yang ingin mengalahkan Julian, Patrick juga.
Patrick mempersiapkan diri dengan baik agar ia disukai. Tapi ia tidak berbakat untuk menirukan suara-suara seperti Julian. Mulanya ia senang akan sekelas dengan Julian karena ia merasa Julian akan menjadi juru kunci seperti biasa. Tapi, betapa terkejutnya Patrick saat tahu bahwa Julian mau menggunakan otaknya dan dapat menduduki peringkat pertama di kelas. Ia berpikir untuk mengalahkan Julian dalam tenis, karena ia merasa Julian tak begitu ahli dalam tenis.
Dari seluruh anak di kelas, Patrick hanya tidak menyukai Elizabeth. Suatu hari diadakan “Rapat Komite Kebun”. Semua anak kelas satu harus datang. Patrick duduk di kelas satu, tapi ia tak mau datang. Ia pergi lalu berlatih tenis.
Ketika rapat dimulai, John bertanya apakah semuanya sudah hadir. Dan dengan segera Elizabeth menjawab belum, Patrick belum datang. Elizabeth bersedia memanggilnya
Elizabeth menemui Patrick di samping sekolah. Elizabeth berkata bahwa seharusnya ia berada di rapat komite kebun. Patrick tak mau patuh dan malah menantang . Elizabeth segera menyambar raket Patrick dan membawanya ke arah rapat berlangsung. Patrick marah dan langsung mengejarnya. Sebelum sampai ke tempat rapat, Elizabeth melempar raket tersebut ke semak-semak.
Patrick mengejar Elizabeth sampai ke tempat rapat. Sesempainya di sana John menyuruhnya duduk dan mengikuti rapat dengan baik. Elizabeth puas dan segera asyik mengikuti rapat sehingga melupakan raket Patrick.
Tiba-tiba hujan turun. Saat rapatnya selesai Patrick meminta kembali raketnya pada Elizabeth. Elizabeth terkejut dan langsung berlari ke semak-semak. Ia mengambil raket yang basah kuyup itu. Patrick marah. Ia mengira Elizabeth sengaja meninggalkan raketnya agar rusak. Elizabet membantah bahwa tadi ia meninggalkannnya saat tidak hujan. Patrick bertanya lagi kenapa ia tidak mengambilnya saat hujan mulai dan Elizabeth menjawab bahwa ia lupa. Patrick tidak percaya. Segera setelah itu, Patrick pergi masih dengan perasaan marah. Patrick berniat melaporkan Elizabeth pada rapat besar berikutnya. Elizabeth sendiri merasa sangat bodoh karena meniggalkan raket itu ditengah hujan.
Waktunya untuk pengaduan di rapat besar berikutnya. William, ketua murid laki-laki bertanya apakah ada keluhan. Segera Patrick berdiri lalu berkata bahwa ia punya keluhan terhadap pengawas Elizabeth. William menyuruh Elizabeth menjelaskan masalahnya. Elizabeth lalu berkata mengenai hal tersebut dengan jujur. William berkata pada Patrick bahwa ia ingin melihat raket milik Patrick. Patrick berlari mengambil raketnya.
Sekembalinya Patrick dari mengambil raket,ia memberikannya pada William lalu berkata behwa ia ingin meminta uang tambahan karena ada satu senar yang putus. William mencermati raket itu lalu berkata bahwa senar itu putus karena dipotong bukan karena gesekan, jadi ia harus menggantinnya dengan uang sakunya yang 2 shilling itu. Patrick merebut raketnya lalu keluar dari bangsal. Ia mengancam Julian dan Elizabeth saat ia melewatinya.
Setelah rapat bubar, Elizabeth bertanya pada Julian apakah menurutnya Patrick sengaja memotong senar raketnya sendiri . Julian berkata bahwa ia memang sengaja.
Patrick belajar dengan giat agar bisa menduduki peringkat satu di kelas dan mengalahkan Julian, tapi ia tetap tak bisa mengalahkan Julian. Ia juga lebih giat di bidang tenis untuk mengalahkan Julian karena menurutnya Julian tak begitu mahir seperti dirinya, setidaknya ia bisa mengalahkan Julian di sebuah bidang. Elizabeth juga mendorong Julian agar mau berlatih dan dapat mengalahkan Patrick. Patrick sangat kecewa karena kalah total dari Julian dalam tenis. Ia ingin masuk tim kedua agar bisa ikut bertanding melawan sekolah Hickling Green. Tapi, saat ia melihat permainan Julian yang sangat bagus, ia menjadi tak yakin.
Julian mulai bosan dengan segala kesibukannya. Ia memikirkan sebuah lelucon. Ia menyiapkan sesuatu di cerobong asap, sehingga saat ia menyentakkan sebuah benang akan terdengar lonceng, lonceng yang sudah disiapkannya. Itu adalah lonceng yang berfungsi untuk memanggil ibu asrama.
Suasana di kelas agak membosankan saat bu Ranger mengajar geografi. Julian menunggu kelas agak sepi lalu menyentakkan benang sehingga terdengar bunyi lonceng. Bu Ranger menanyakan apakah ada yang membawa lonceng, dan semua siswa menjawab tidak kecuali Julian. John ingin mencarinya di cerobong asap tapi tidak diijinkan. Saat bunyi muncul lagi anak-anak ingin mencoba mencarinya tapi bu Ranger berkata bahwa tak usah memperhatikan bunyi itu dan ia menyuruh seluruh siswa untuk melanjutkan belajar.
Seusai pelajaran bu Ranger, john berlari lalu memasukkan satu tangannya ke dalam cerobong asap dan ia menemukan lonceng tersebut. Ia heran dan bertanya bagaimana lonceng ini bisa berada di sini. Ia melihat senyuman Julian. John bertanya pada Julian bagaimana lonceng itu bisa berada di dalam cerobong asap, Julian menjelaskan caranya, seluruh kelas merasa tertarik kecuali Patrick. Seluruh kelas menatap tajam dan beberapa anak berusaha menekannya saat ia mengancam akan mengadukannya pada bu Ranger. Segera saja ia mengatakan bahwa ia bercanda. Patrick tidak ingin seisi kelas membencinya karena hal tersebut.
Keesokan harinya saat bu Ranger mengajar matematika, terdengar bunyi aneh lagi dari cerobong asap. Julian berkata tidak tahu saat bu Ranger menanyakan apakah itu salah satu leluconnya. Tapi Patrick tiba-tiba berdiri lalu berteriak bahwa Julian yang melakukan semua itu. Semua siswa menatappnya dengan muak. Tiba-tiba seekor anak burung jatuh dari dalam cerobong asap. Ternyata tidak hanya ada satu, bu Ranger menyuruh Harry mencarikan tempat untuk anak burung itu. Patrick terkejut, tapi ia tetap berkata pada bu Ranger bahwa yang kemarin adalah ulah Julian. Bu Ranger tidak berbuat apa-apa pada Julian dan menyuruk seluruh siswa kembali belajar.
Seusai pelajaran Patrick segera mengambil raketnya lalu latihan memukul bola. Seisi kelas mengikutinya. Elizabeth berkata pada Patrick bahwa cepat atau lambat pasti ada pengaduan di rapat besar. Patrick tidak memperdulikan perkataan Elizabeth. Elizabeth mencoba merebut raket Patrick, di saat yang bersamaan Patrick kembali mengayunkan raketnya untuk memukul bola, tapi yang terpukul bukan bola melainkan bahu kanan Elizabeth. Julian terkejut dan sangat marah terhadap Patrick. Ia menerkam Patrick dan mengatakannya pengecut karena memukul anak perempuan. Ia berkata bahwa mereka harus mengadakan rapat malam ini. Patrick memberontak dan berkata bahwa ia tidak sengaja memukulnya tapi ia senang elizabeth kena pukul. Dan ia juga tidak peduli jika Julian ingin mengadakan rapat. Setelah itu Patrick segera pergi.
Seorang pengawas dari kelas dua mencari mereka dan mengatakan bahwa waktunya makan. Patrick tidak hadir dan tidak ada yang menanyakannya. Elizabeth dan Julian membatalkan rapat. Keduanya merasa Patrick benar-benar tidak sengaja melakukannya, meskipun Julian sangat sebal terhadap sepupunya itu. Elizabeth bertanya keberadaan Patrick. Julian berkata bahwa paling-paling Patrick takut menghadapi seisi kelas. Julian sudah menyambunyikan raket Patrick dan meninggalkan catatan di meja Patrick bahwa ia akan memperoleh raketnya kembali jika ia mau meminta maaf pada Elizabeth.
Hari itu, siswa diijinkan berpiknik di taman, tapi Patrick tetap belum muncul dan mereka juga tidak memikirkannya. Sorenya saat mereka belajar Patrick juga belum muncul. Dan saat waktunya tidur, Patrick tetap belum menampakkan batang hidungnya. Elizabeth mulai khawatir dan membicarakannya dengan Julian. Ia juga menyuruh Julian untuk mengecek apakah Patrick ada di asrama laki-laki atau tidak dan ternyata tidak ada. Mereka membicarakannya dengan teman sekamar Julian, Harry. Mereka bermaksud untuk menunggu Patrick pulang, tapi mereka tertidur. Hanya Elizabeth yang mesih sibuk membolak-balikkan tubuhnya. Saat kesekian kalinya ia membalikkan tubuh ia mendengar suara desir kertas. Ia mengambilnya, menyalakan lampu lalu ia membaca pesan yang ternyata dari Patrick itu.
Surat itu ternyata pesan yang mengatakan bahwa Patrick akan kabur dari sekolah malam ini juga. Di situ ditulis juga bahwa ia benar-benar tidak sengaja memukul Elizabeth. Elizabeth segera mengenakan mantel kamar dan menemui Julian. Mereka pergi ke ruang kelas lalu menuruni tangga belakang menuju bangsal tempat tidur para staff.
Saat menuruni tangga mereka mendangar suara dari dalam lemari. Tapi siapa? Mereka mendengar suara itu lagi. Julian bertanya siapa di dalam. Ternyata dari dalam membalas siapa di luar dan ia berkata bahwa ia Patrick dan minta tolong agar dikeluarkan. Julian berkata bahwa ia dan Elizabeth menemukan suratnya dan Julian berkata bahwa ia akan mengeluarkannya dari dalam situ jika Patrick mau membvatalkan niatnya untuk kabur. Awalnya Patrick menolak tapi saat ia mendengar Julian akan segera pergi, ia langsung setuju. Julian bertanya bagaimana sampai ia bisa terkunci di dalam. Patrick menceritakannya dari dalam lemari karena Julian belum mengeluarkannya.
Setelah itu Julian membuka lemari. Ia terkejut melihat Patrick berantakan dan sedikit pucat. Julian mengajaknya makan makanan simpanan Julian. Julian berkata pada Patrick bahwa ia tidak benar-benar ingin masuk tim ke dua dan ia mempersilahkan Patrick untuk berusaha mencapainya. Raket Patrick dikembalikan. Mereka sepakat bahwa Patrick akan unggul dalam tenis dan Julian dalam pelajaran di sekolah. Setelah itu mereka naik ke tempat tidur. Patrick merasa bahwa sekolah Whyteleafe bukan sekolah yang buruk.
Sekarang Julian menceritakan hal-hal yang diinginkannya. Ia berkata bahwa ia ingin berusaha sebaik-baiknya sehingga ia bisa mengalahkan Elizabeth dalam belajar dan bermain tenis. Ia juga akan membuat lelucon-lelucon kecil. Elizabeth berkata lagi bahwa ia melihat ada anak yang mirip dengan Julian dan merasa bahwa anak itu adalah anak baru. Julian mengatakan bahwa anak yang bernama Patrick memang sepupunya dan ia tidak suka bersekolah di Whyteleafe seperti ia tidak begitu menyukai Julian. Tiba-tiba Patrick datang. Julian menyapanya. Patrick menjawab dengan ketus bahwa ia tidak bangga menjadi sepupu Julian.
Pada waktu makan, Elizabeth bercakap-cakap dengan John Terry yang dipercaya untuk bertanggungjawab atas kebun sekolah, dan Elizabeth bersedia untuk membantunya di kebun. Elizabeth akan menjadi amat sibuk semester ini, karena ia ingin menunggang kuda poni setiap hari, ia ingin berlatih tenis dengan sungguh-sungguh, membantu John Terry di kebun dan ia juga ingin mengalahkan Julian dalam prestasi belajar, tapi bukan hanya Elizabeth yang ingin mengalahkan Julian, Patrick juga.
Patrick mempersiapkan diri dengan baik agar ia disukai. Tapi ia tidak berbakat untuk menirukan suara-suara seperti Julian. Mulanya ia senang akan sekelas dengan Julian karena ia merasa Julian akan menjadi juru kunci seperti biasa. Tapi, betapa terkejutnya Patrick saat tahu bahwa Julian mau menggunakan otaknya dan dapat menduduki peringkat pertama di kelas. Ia berpikir untuk mengalahkan Julian dalam tenis, karena ia merasa Julian tak begitu ahli dalam tenis.
Dari seluruh anak di kelas, Patrick hanya tidak menyukai Elizabeth. Suatu hari diadakan “Rapat Komite Kebun”. Semua anak kelas satu harus datang. Patrick duduk di kelas satu, tapi ia tak mau datang. Ia pergi lalu berlatih tenis.
Ketika rapat dimulai, John bertanya apakah semuanya sudah hadir. Dan dengan segera Elizabeth menjawab belum, Patrick belum datang. Elizabeth bersedia memanggilnya
Elizabeth menemui Patrick di samping sekolah. Elizabeth berkata bahwa seharusnya ia berada di rapat komite kebun. Patrick tak mau patuh dan malah menantang . Elizabeth segera menyambar raket Patrick dan membawanya ke arah rapat berlangsung. Patrick marah dan langsung mengejarnya. Sebelum sampai ke tempat rapat, Elizabeth melempar raket tersebut ke semak-semak.
Patrick mengejar Elizabeth sampai ke tempat rapat. Sesempainya di sana John menyuruhnya duduk dan mengikuti rapat dengan baik. Elizabeth puas dan segera asyik mengikuti rapat sehingga melupakan raket Patrick.
Tiba-tiba hujan turun. Saat rapatnya selesai Patrick meminta kembali raketnya pada Elizabeth. Elizabeth terkejut dan langsung berlari ke semak-semak. Ia mengambil raket yang basah kuyup itu. Patrick marah. Ia mengira Elizabeth sengaja meninggalkan raketnya agar rusak. Elizabet membantah bahwa tadi ia meninggalkannnya saat tidak hujan. Patrick bertanya lagi kenapa ia tidak mengambilnya saat hujan mulai dan Elizabeth menjawab bahwa ia lupa. Patrick tidak percaya. Segera setelah itu, Patrick pergi masih dengan perasaan marah. Patrick berniat melaporkan Elizabeth pada rapat besar berikutnya. Elizabeth sendiri merasa sangat bodoh karena meniggalkan raket itu ditengah hujan.
Waktunya untuk pengaduan di rapat besar berikutnya. William, ketua murid laki-laki bertanya apakah ada keluhan. Segera Patrick berdiri lalu berkata bahwa ia punya keluhan terhadap pengawas Elizabeth. William menyuruh Elizabeth menjelaskan masalahnya. Elizabeth lalu berkata mengenai hal tersebut dengan jujur. William berkata pada Patrick bahwa ia ingin melihat raket milik Patrick. Patrick berlari mengambil raketnya.
Sekembalinya Patrick dari mengambil raket,ia memberikannya pada William lalu berkata behwa ia ingin meminta uang tambahan karena ada satu senar yang putus. William mencermati raket itu lalu berkata bahwa senar itu putus karena dipotong bukan karena gesekan, jadi ia harus menggantinnya dengan uang sakunya yang 2 shilling itu. Patrick merebut raketnya lalu keluar dari bangsal. Ia mengancam Julian dan Elizabeth saat ia melewatinya.
Setelah rapat bubar, Elizabeth bertanya pada Julian apakah menurutnya Patrick sengaja memotong senar raketnya sendiri . Julian berkata bahwa ia memang sengaja.
Patrick belajar dengan giat agar bisa menduduki peringkat satu di kelas dan mengalahkan Julian, tapi ia tetap tak bisa mengalahkan Julian. Ia juga lebih giat di bidang tenis untuk mengalahkan Julian karena menurutnya Julian tak begitu mahir seperti dirinya, setidaknya ia bisa mengalahkan Julian di sebuah bidang. Elizabeth juga mendorong Julian agar mau berlatih dan dapat mengalahkan Patrick. Patrick sangat kecewa karena kalah total dari Julian dalam tenis. Ia ingin masuk tim kedua agar bisa ikut bertanding melawan sekolah Hickling Green. Tapi, saat ia melihat permainan Julian yang sangat bagus, ia menjadi tak yakin.
Julian mulai bosan dengan segala kesibukannya. Ia memikirkan sebuah lelucon. Ia menyiapkan sesuatu di cerobong asap, sehingga saat ia menyentakkan sebuah benang akan terdengar lonceng, lonceng yang sudah disiapkannya. Itu adalah lonceng yang berfungsi untuk memanggil ibu asrama.
Suasana di kelas agak membosankan saat bu Ranger mengajar geografi. Julian menunggu kelas agak sepi lalu menyentakkan benang sehingga terdengar bunyi lonceng. Bu Ranger menanyakan apakah ada yang membawa lonceng, dan semua siswa menjawab tidak kecuali Julian. John ingin mencarinya di cerobong asap tapi tidak diijinkan. Saat bunyi muncul lagi anak-anak ingin mencoba mencarinya tapi bu Ranger berkata bahwa tak usah memperhatikan bunyi itu dan ia menyuruh seluruh siswa untuk melanjutkan belajar.
Seusai pelajaran bu Ranger, john berlari lalu memasukkan satu tangannya ke dalam cerobong asap dan ia menemukan lonceng tersebut. Ia heran dan bertanya bagaimana lonceng ini bisa berada di sini. Ia melihat senyuman Julian. John bertanya pada Julian bagaimana lonceng itu bisa berada di dalam cerobong asap, Julian menjelaskan caranya, seluruh kelas merasa tertarik kecuali Patrick. Seluruh kelas menatap tajam dan beberapa anak berusaha menekannya saat ia mengancam akan mengadukannya pada bu Ranger. Segera saja ia mengatakan bahwa ia bercanda. Patrick tidak ingin seisi kelas membencinya karena hal tersebut.
Keesokan harinya saat bu Ranger mengajar matematika, terdengar bunyi aneh lagi dari cerobong asap. Julian berkata tidak tahu saat bu Ranger menanyakan apakah itu salah satu leluconnya. Tapi Patrick tiba-tiba berdiri lalu berteriak bahwa Julian yang melakukan semua itu. Semua siswa menatappnya dengan muak. Tiba-tiba seekor anak burung jatuh dari dalam cerobong asap. Ternyata tidak hanya ada satu, bu Ranger menyuruh Harry mencarikan tempat untuk anak burung itu. Patrick terkejut, tapi ia tetap berkata pada bu Ranger bahwa yang kemarin adalah ulah Julian. Bu Ranger tidak berbuat apa-apa pada Julian dan menyuruk seluruh siswa kembali belajar.
Seusai pelajaran Patrick segera mengambil raketnya lalu latihan memukul bola. Seisi kelas mengikutinya. Elizabeth berkata pada Patrick bahwa cepat atau lambat pasti ada pengaduan di rapat besar. Patrick tidak memperdulikan perkataan Elizabeth. Elizabeth mencoba merebut raket Patrick, di saat yang bersamaan Patrick kembali mengayunkan raketnya untuk memukul bola, tapi yang terpukul bukan bola melainkan bahu kanan Elizabeth. Julian terkejut dan sangat marah terhadap Patrick. Ia menerkam Patrick dan mengatakannya pengecut karena memukul anak perempuan. Ia berkata bahwa mereka harus mengadakan rapat malam ini. Patrick memberontak dan berkata bahwa ia tidak sengaja memukulnya tapi ia senang elizabeth kena pukul. Dan ia juga tidak peduli jika Julian ingin mengadakan rapat. Setelah itu Patrick segera pergi.
Seorang pengawas dari kelas dua mencari mereka dan mengatakan bahwa waktunya makan. Patrick tidak hadir dan tidak ada yang menanyakannya. Elizabeth dan Julian membatalkan rapat. Keduanya merasa Patrick benar-benar tidak sengaja melakukannya, meskipun Julian sangat sebal terhadap sepupunya itu. Elizabeth bertanya keberadaan Patrick. Julian berkata bahwa paling-paling Patrick takut menghadapi seisi kelas. Julian sudah menyambunyikan raket Patrick dan meninggalkan catatan di meja Patrick bahwa ia akan memperoleh raketnya kembali jika ia mau meminta maaf pada Elizabeth.
Hari itu, siswa diijinkan berpiknik di taman, tapi Patrick tetap belum muncul dan mereka juga tidak memikirkannya. Sorenya saat mereka belajar Patrick juga belum muncul. Dan saat waktunya tidur, Patrick tetap belum menampakkan batang hidungnya. Elizabeth mulai khawatir dan membicarakannya dengan Julian. Ia juga menyuruh Julian untuk mengecek apakah Patrick ada di asrama laki-laki atau tidak dan ternyata tidak ada. Mereka membicarakannya dengan teman sekamar Julian, Harry. Mereka bermaksud untuk menunggu Patrick pulang, tapi mereka tertidur. Hanya Elizabeth yang mesih sibuk membolak-balikkan tubuhnya. Saat kesekian kalinya ia membalikkan tubuh ia mendengar suara desir kertas. Ia mengambilnya, menyalakan lampu lalu ia membaca pesan yang ternyata dari Patrick itu.
Surat itu ternyata pesan yang mengatakan bahwa Patrick akan kabur dari sekolah malam ini juga. Di situ ditulis juga bahwa ia benar-benar tidak sengaja memukul Elizabeth. Elizabeth segera mengenakan mantel kamar dan menemui Julian. Mereka pergi ke ruang kelas lalu menuruni tangga belakang menuju bangsal tempat tidur para staff.
Saat menuruni tangga mereka mendangar suara dari dalam lemari. Tapi siapa? Mereka mendengar suara itu lagi. Julian bertanya siapa di dalam. Ternyata dari dalam membalas siapa di luar dan ia berkata bahwa ia Patrick dan minta tolong agar dikeluarkan. Julian berkata bahwa ia dan Elizabeth menemukan suratnya dan Julian berkata bahwa ia akan mengeluarkannya dari dalam situ jika Patrick mau membvatalkan niatnya untuk kabur. Awalnya Patrick menolak tapi saat ia mendengar Julian akan segera pergi, ia langsung setuju. Julian bertanya bagaimana sampai ia bisa terkunci di dalam. Patrick menceritakannya dari dalam lemari karena Julian belum mengeluarkannya.
Setelah itu Julian membuka lemari. Ia terkejut melihat Patrick berantakan dan sedikit pucat. Julian mengajaknya makan makanan simpanan Julian. Julian berkata pada Patrick bahwa ia tidak benar-benar ingin masuk tim ke dua dan ia mempersilahkan Patrick untuk berusaha mencapainya. Raket Patrick dikembalikan. Mereka sepakat bahwa Patrick akan unggul dalam tenis dan Julian dalam pelajaran di sekolah. Setelah itu mereka naik ke tempat tidur. Patrick merasa bahwa sekolah Whyteleafe bukan sekolah yang buruk.
Title Post: Ini Dia Si Paling Badung
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
0 komentar:
Posting Komentar