Hari ulang tahun, seringkali menjadi momen spesial bagi yang merayakannya. Setidaknya, pada usia yang semakin bertambah, kita diharapkan merenungi capaian apa saja yang sudah kita capai.
Bukan untuk kesenangan semata, dengan menyediakan kue tart dan lilin sejumlah usia, namun lebih dari itu, ulang tahun diharapkan kita semakin dewasa, dan sisa usia yang kita jalani lebih berkah. Harapan-harapan itulah yang seringkali dikemas dalam puisi ulang tahun.
Puisi ulang tahun I
Selamat Ulang Tahun
Dalam suka mulut tertawa
Dalam duka mata berkaca
Dalam kaku pikir terpaku
Dalam waktu langkah satu-satu
Ada batu semangat tak mati kutu
Ada lubang jati diri tak hilang
Terseok-seok menyusur jalan berkelok-kelok
Jatuh bangun namun tetap tekun
Demi masa depan
Demi kesejahteraan
Demi kebahagiaan
Demi Tuhan, teruslah berjuang
Pada puisi ulang tahun di atas, ada doa dan pengharapan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan di masa depan. Tidak bisa dipungkiri, setiap kita pastinya jatuh bangun dalam meraih tujuan. Namun, puisi ini menyemangati kita untuk terus berjuang.
Puisi Ulang Tahun II
April adalah Engkau ~ Daeng Nuntung
bagai kepak sayap burung pulang
perkasa di selasar bintang,
laksana camar menjelajah riang
selami laut penuh tawa
waktupun betah berlabuh: menunggumu di bulan april
kuharap, engkau belumlah petang merah jingga di detik menit
yang hanya duduk membatu menatap
dentang usia
engkau sejatinya adalah pelukis masa dan kisah
bagai senyum berpendar dengan beribu kunang kunang
hingga malam tak lagi gulita
selamat ultah, partner !
sungguminasa, 090408
Dalam puisi ulang tahun ini ada makna mendalam yang terpendam. Kita diingatkan untuk tidak berdiam terpaku menjalani hari-hari begitu saja. Bahwa kita sesungguhnya adalah pelukis kisah diri kita. Seperti apa coretan warna yang akan menghiasi hidup kita, sesungguhnya kitalah yang paling berperan dalam hal ini.
Puisi Ulang Tahun #5 ~ Mulia Arif
Datang sudah hari ini,
Hari dimana dulu aku dilahirkan
Hari dimana orang tertawa sekaligus haru
Menjelang perkenalanku dengan dunia ini
Hari ini aku mengenang kembali
Kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidupku
Manisnya madu cerita hidup yang membuat senyumku lepas...
Akhirnya aku tahu
Bahwa dalam cerita hidup, ada manis ada pahit
Ada juga penolakan, ada penerimaan
Lalu akhirnya aku belajar,
Menerima dengan seluas hatiku
Membuatku lebih bahagia, lebih menghargai hidup
Melihat hidup sesuai dengan usiaku...
Dalam puisi ulang tahun di atas, penyair mengaku belajar dari kehidupan. Bahwa hidup tidak selalu mulus adanya. Diungkapkan manis getirnya hidup. Tidak hanya ada penerimaan, namun juga penolakan terhadap diri atau sesuatu yang kita lakukan. Namun dengan menerima segala sesuatu dengan bijak, maka kita lebih menghargai hidup.
Bukan untuk kesenangan semata, dengan menyediakan kue tart dan lilin sejumlah usia, namun lebih dari itu, ulang tahun diharapkan kita semakin dewasa, dan sisa usia yang kita jalani lebih berkah. Harapan-harapan itulah yang seringkali dikemas dalam puisi ulang tahun.
Puisi ulang tahun I
Selamat Ulang Tahun
Dalam suka mulut tertawa
Dalam duka mata berkaca
Dalam kaku pikir terpaku
Dalam waktu langkah satu-satu
Ada batu semangat tak mati kutu
Ada lubang jati diri tak hilang
Terseok-seok menyusur jalan berkelok-kelok
Jatuh bangun namun tetap tekun
Demi masa depan
Demi kesejahteraan
Demi kebahagiaan
Demi Tuhan, teruslah berjuang
Pada puisi ulang tahun di atas, ada doa dan pengharapan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan di masa depan. Tidak bisa dipungkiri, setiap kita pastinya jatuh bangun dalam meraih tujuan. Namun, puisi ini menyemangati kita untuk terus berjuang.
Puisi Ulang Tahun II
April adalah Engkau ~ Daeng Nuntung
bagai kepak sayap burung pulang
perkasa di selasar bintang,
laksana camar menjelajah riang
selami laut penuh tawa
waktupun betah berlabuh: menunggumu di bulan april
kuharap, engkau belumlah petang merah jingga di detik menit
yang hanya duduk membatu menatap
dentang usia
engkau sejatinya adalah pelukis masa dan kisah
bagai senyum berpendar dengan beribu kunang kunang
hingga malam tak lagi gulita
selamat ultah, partner !
sungguminasa, 090408
Dalam puisi ulang tahun ini ada makna mendalam yang terpendam. Kita diingatkan untuk tidak berdiam terpaku menjalani hari-hari begitu saja. Bahwa kita sesungguhnya adalah pelukis kisah diri kita. Seperti apa coretan warna yang akan menghiasi hidup kita, sesungguhnya kitalah yang paling berperan dalam hal ini.
Puisi Ulang Tahun #5 ~ Mulia Arif
Datang sudah hari ini,
Hari dimana dulu aku dilahirkan
Hari dimana orang tertawa sekaligus haru
Menjelang perkenalanku dengan dunia ini
Hari ini aku mengenang kembali
Kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidupku
Manisnya madu cerita hidup yang membuat senyumku lepas...
Akhirnya aku tahu
Bahwa dalam cerita hidup, ada manis ada pahit
Ada juga penolakan, ada penerimaan
Lalu akhirnya aku belajar,
Menerima dengan seluas hatiku
Membuatku lebih bahagia, lebih menghargai hidup
Melihat hidup sesuai dengan usiaku...
Dalam puisi ulang tahun di atas, penyair mengaku belajar dari kehidupan. Bahwa hidup tidak selalu mulus adanya. Diungkapkan manis getirnya hidup. Tidak hanya ada penerimaan, namun juga penolakan terhadap diri atau sesuatu yang kita lakukan. Namun dengan menerima segala sesuatu dengan bijak, maka kita lebih menghargai hidup.
Title Post: Hari ulang tahun
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
0 komentar:
Posting Komentar