Home » , » Simpony Cinta - Pemakaman Jiwa

Simpony Cinta - Pemakaman Jiwa

Written By Unknown on 07 Juli 2010 | Rabu, Juli 07, 2010

Simpony Cinta - Pemakaman Jiwa

         Disini aku mati bersama cinta yang tak pernah mampu ku temui. Bertahun-tahun lembaran hariku ku isi dengan tinta penantian yang tak pernah memudar, kini aku terbaring dalam rangkulan kerinduan olehmu yang tak pernah mendatangiku. Penantian yang lama membuahkan sebuah penyakit kerinduan parah dalam hidupku.
               Jutaan jarum kata-kata yang kau tancapkan di dinding pikiranku kini berkarat dan mengotori langkahku, semua kata-kata itu akan hangus di terbakar matahari bersama dengan cintaku yang tertutupi tanah kematian.
                  Di saat deritamu kucoba hadir dengan kerinduan akan pertemuan hingga saat kesembuhanmu kini engkau hadir dengan kelupaan akan diriku. Engkau sibuk dengan wanginya cinta yang menyumbat hidungmu hingga membuatku tertidur lelap dalam mimpi keputusasaan.
                    Tangisanku akan meluapkan danau-danau airmata, serta akan melemahkan jalanku untuk mendaki gunung pertemuan. Kata-kata madu dari mulut hatimu yang melalui goa-goa tenggorakanmu membiusku hingga menembus dunia gaib yang dipenuhi cinta serta seakan memisahkan jasad dari rohku, engkau membuaiku hingga seakan mimpi lebih baik dari kenyataan walau aku tahu bahwa sebenarnya engkau telah menaruhku di dunia kepalsuan.
              Dengan harapan hampa tanpa henti aku pun berteriak dengan pilu, Jangan biarkan angin kepalsuan menerbangkan ucapanmu ke awan kebohongan.
Simpony Cinta - Pemakaman Jiwa
Simpony Cinta - Pemakaman Jiwa
                 Inilah perasaanku yang dimuntahkan hari, perasaan yang meletus membakar waktu, menghitamkan langit, dan medidihkan hujan. Disini aku terjepit diantara pintu-pintu kerinduan yang sebentar lagi akan menyumbat nafasku karenamu.
            Di kubangan ini aku berdiam dengan harapan engkau akan menarikku dari lubang keputusasaan, disini aku terlelap bersama mimpi kepalsuan yang engkau beri.
                  Engkau menutup mataku dengan ribuan kata-kata semu, engkau menyelimuti lembaran waktuku dengan janji-janji hingga semua itu melumpuhkan hatiku serta memadamkan lilin perasaanku. Sadarkah engkau sesungguhnya kini telah membunuh hatiku dengan jutaan tombak kerinduan abadi yang menghujam tepat di jantung hatiku dan membuat hatiku akan kekal terkubur di pemakaman jiwa. Kini aku harus rela terbaring di pangkuan alam dan di tangisi hujan tanpa pernah melihatmu menjemputku dengan keindahan pesona semesta yang menyatu di wujudmu.

                 Saat pertama air mata menodai garis-garis tinta di atas kertas, menyatukan kata-kata dan rahasia jiwa, inilah yang aku tulis. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang aku tulis ini, aku hanya mencoba berikan jiwaku untuk terbang di atas kata-kata. Jiwaku yang di siksa oleh kesengsaraan dan disenangkan cinta yang memindahkan kesedihan dalam kebahagiaan dan kehampaan dalam kesenangan.
                 Terkadang aku melihat diriku terbangun dalam ketaksadaran, mendengar apa yang tak aku dengar, melihat apa yang tak aku lihat, merenungi apa yang tak aku pahami, tersadar untuk apa yang tak aku ketahui dan kudapati mimpi-mimpi telah membohongiku tetang hadirmu. Dimanakah engkau kekasihku, jiwaku memanggilmu dari balik lautan ketakutan. Apakah engkau mendengar panggilanku dan kesedihanku dari seberang lautan.
                Apakah engkau melihat kelemahan dan kesengsaraanku, apakah engkau tahu kesabaran dan ketahananku, apakah tak ada jiwa di udara yang mampu mengantarkan nafas penderitaan seorang manusia yang sekarat dan membawa ratapan kekasih yang merindu.
              Dimanakah engkau hidupku, kegelapan telah memelukku dan kesedihan membanjiriku. Engkau memberiku batas ujian yang begitu berat namun satu hal yang perlu engkau ketahui, cintaku untukmu tak sebatas kata yang terucap dari lidahku, cintaku padamu tak sebatas rasa dari dalam hatiku. Maukah engkau satu cabang denganku dalam tubuh kehidupan, Maukah engkau satu kata denganku dalam bibir Tuhan.
              Ketika rahasia-rahasia menyusahkan hati, ketika mata-mata merah karena air mata yang panas dan aku dibutakan cinta yang pandangannya diselubungi oleh perpisahan. Wahai jiwa yang memikat tunggu aku sesaat, aku akan melihat wajahmu lihat aku sejenak mungkin aku melihat rahasia hati di matamu. Mungkin kupahami dari wajahmu semua hal yang tersembunyi dibalik jiwamu. Cinta telah diciptakan untuk melemahkan kekuatan yang aku warisi dari adam dan aku yang lahir di dalam tubuh hawa tak akan beranjak sampai engkau mengatakan terus terang bahwa jiwaku adalah tujuan jiwamu sampai kau ungkap dalam hatiku kebohongan apa yang terpendam dalam hatimu.
              Tetapi dari tatapan matamu jiwaku memberitahuku tentang keraguan yang meliputi hatimu yaitu keraguan dalam cinta yang sulit bersatu dan dari tatapanmu itu mengungkapkan padaku kalau cintamu untukku itu timbul dari rasa kasihan walaupun sebenarnya bukan itu jawaban yang aku inginkan. Cinta yang telah membuat jalan keras menjadi lunak dan membalikkan kegelapan menjadi cahaya.
              Apakah engkau tahu penyakit ini telah membuatku lemah, apakah engkau tak mendengar tangisan hatiku dan jeritan kalbuku, akankah aku temukan damai dengan perasaan jiwa yang remuk dalam badai namun tak membuatku patah, yang terguncang dalam prahara namun tak membuatku tumbang.
            Apakah engkau akan selalu seperti bintang atau bulan yang hanya mampu kupandangi dari kejauhan, tetapi tak mampu untuk akau sentuh dan kumiliki, apakah engkau telalu tinggi untuk kuraih.
           Aku mencintaimu melebihi dari diriku sendiri dan jika cinta tak mengembalikan engkau padaku dalam hidup ini, cinta akan menyatukan akau dengan engkau di kehidupan yang akan datang.
           Dalam jiwa gelapku engkau adalah bintang yang bersinar, engkau berada dimana-mana karena engkau berasal dari jiwa Tuhan. Engkau ada di setiap waktu karena engkau lebih kuat dari takdir.
            Akankah perpisahan sesaat ini akan menyatukan aku dengan engkau untuk selamanya dikemudian hari. Hanya waktu yang mungkin bisa menjawab semua itu.Kini aku melihat dari belakang air mataku dan melihat takdirku terseret makin dekat hari demi hari. Apakah ia akan menuntunku dimana teman jiwaku menungguku.
               Namun seperti juga takdir yang memenjarakan jiwa dalam tubuh, ini adalah takdir cinta yang membuatku bertahan dalam penantian dan karena manisnya cinta pulalah aku dapat menahan derita pahitnya kesengsaraan dan tersiksanya perpisahan.
            Ini adalah jalan sulit yang aku lalui untuk mencapai puncak kebahagianku, ini adalah nasibku dalam kehidupan dimana hari-hari meremukkanku, ini adalah hidupku, hidupku yang harus kujalani.
           Ini adalah semua yang mampu aku ungkapkan dan aku katakan, sebab hatiku yakin untuk mencurahkan
rahasia-rahasianya padamu.
              Jika aku kehilangan dirimu, aku mungkin tak akan bernafas lagi karena desah nafasku adalah dirimu. Aku akan bertekuk lutut dan bersujud dihadapan Tuhan, agar ia menakdirkan dirimu untuk menjadi milikku abadi.

Sorana Indonesia

Title Post: Simpony Cinta - Pemakaman Jiwa
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown

Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar

Share this article :

0 komentar:

 
Disclaimer | Privacy Policy | Terms Of Services | About Us
Copyright © 2013. Sorana Indonesia - All Rights Reserved

Supported By Galeri Info Unik