Mengapa Teriakan Bayi Sulit Diabaikan?
LONDON - Beberapa di antara kita mungkin bisa mengebaikan suara obrolan, alarm atau kicauan burung, tapi sepertinya itu berbeda ketika mendengar seorang bayi menjerit. Mengapa suara bayi yang menjerit hampir tidak mungkin bisa diabaikan?
Hal ini menurut sebuah studi terbaru, sebagai hasil sederhana dari evolusi. Ketika dikelilingi oleh suara-suara dan gangguan, telinga secara otomatis menyelaraskan dengan tangisan seorang bayi. Ini menurut para ahli karena orang dewasa secara biologis, diprogram untuk merespons anak ketika dalam kesulitan.
Mendengar bayi menangis menempatkan tubuh pada keadaaan responsif yang tinggi, sehingga dapat menjelaskan mengapa anak-anak yang berisik lebih sulit untuk diabaikan daripada obrolan dewasa, suara alarm atau suara alam seperti kicauan burung.
Dilansir Telegraph, Sabtu (21/1/2012), Prof Morten Kringelbach, seorang ahli syaraf di Oxford University mengatakan, "Beberapa suara cukup memancing rekasi yang mendalam, seperti tangisan bayi."
"Sebagai contoh, hampir tidak mungkin untuk mengabaikan tangisan bayi di pesawat dan menimbulkan ketidaknyamanan, meskipun ada suara dan gangguan lain di sekitar," jelasnya.
Penelitian yang dipimpin oleh Kringelbach menguji teori ini, dengan memainkan berbagai suara yang berbeda pada 40 orang relawan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Paediatrica, menemukan bahwa skor relawan yang ditentukan dengan seberapa cepat mereka bisa memukul sembilan tombol, lebih tinggi setelah adanya rekaman tangisan bayi.
Hal tersebut terjadi, karena menurut Kringelbach, tingkat respon yang meningkat bisa disebabkan oleh sistem peringatan yang berkembang dan bereaksi ketika bayi membutuhkan perhatian.
Baca Juga Bagaimana Operasi Syaraf di Zaman Kuno?
LONDON - Beberapa di antara kita mungkin bisa mengebaikan suara obrolan, alarm atau kicauan burung, tapi sepertinya itu berbeda ketika mendengar seorang bayi menjerit. Mengapa suara bayi yang menjerit hampir tidak mungkin bisa diabaikan?
Hal ini menurut sebuah studi terbaru, sebagai hasil sederhana dari evolusi. Ketika dikelilingi oleh suara-suara dan gangguan, telinga secara otomatis menyelaraskan dengan tangisan seorang bayi. Ini menurut para ahli karena orang dewasa secara biologis, diprogram untuk merespons anak ketika dalam kesulitan.
Mendengar bayi menangis menempatkan tubuh pada keadaaan responsif yang tinggi, sehingga dapat menjelaskan mengapa anak-anak yang berisik lebih sulit untuk diabaikan daripada obrolan dewasa, suara alarm atau suara alam seperti kicauan burung.
Dilansir Telegraph, Sabtu (21/1/2012), Prof Morten Kringelbach, seorang ahli syaraf di Oxford University mengatakan, "Beberapa suara cukup memancing rekasi yang mendalam, seperti tangisan bayi."
"Sebagai contoh, hampir tidak mungkin untuk mengabaikan tangisan bayi di pesawat dan menimbulkan ketidaknyamanan, meskipun ada suara dan gangguan lain di sekitar," jelasnya.
Mengapa Teriakan Bayi Sulit Diabaikan? |
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Paediatrica, menemukan bahwa skor relawan yang ditentukan dengan seberapa cepat mereka bisa memukul sembilan tombol, lebih tinggi setelah adanya rekaman tangisan bayi.
Hal tersebut terjadi, karena menurut Kringelbach, tingkat respon yang meningkat bisa disebabkan oleh sistem peringatan yang berkembang dan bereaksi ketika bayi membutuhkan perhatian.
Baca Juga Bagaimana Operasi Syaraf di Zaman Kuno?
Title Post: Mengapa Teriakan Bayi Sulit Diabaikan?
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Author: Unknown
Terimakasih sudah berkunjung di blog Sorana Indonesia, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
0 komentar:
Posting Komentar